Jumat, 29 Januari 2016

Mengungkap Harta Yang Tersembunyi Didalam Hutan Adat Imbo Putui

Pohon Ara Kempas di Hutan Adat Imbo Putui
Pic: Khamidi
ADCOM | Dari sela-sela daun, sinar matahari pagi masuk kedalam tenda seolah menyapa dan  membangunkan kami yang tertidur pulas setelah semalaman begadang nikmati malam ditengah hutan. Suara air mengalir disungai pun menyambut pagi dengan gemercik air dan suara-suara satwa penghuni rimba menimbulkan nada yang selaras dan harmoni . Aaah begitu segar udara pagi ini jauh dari polusi kota yang sejenak aku tinggalkan bersama sahabat-sahabat baru ku . Kenalin namaku Tya. Kali ini aku ngecamp bareng senior-senior dikampus. Ada yang udah tamat, ada yang masih ngejar toga. Hihihi. Ada bang Bayu Ijonk, bang Ryan Ucok, bang Khamidi dan Bang Jordi, mereka ini tergabung dalam organisasi kampus yang bernama ADCOM (Adventure Comunication). Yap ! Lagi-lagi aku cewek sendiri dalam petualangan seru yang bakalan dihadapin.
Punggawa ADCOM Camping di Hutan Adat Imbo Putui

Dimulai dari perjalanan Pekanbaru menuju Desa Petapahan yang terletak di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar yang hanya ditempuh dalam waktu 1 jam dengan menggunakan sepeda motor, kalau ga salah sih berangkatnya sekitar jam 3 sore gitu, nyampe disananya jam 4. Perjalanan kali ini melewati perkebunan sawit yang terhampar disepanjang jalan yang kami lewati. Jalan berlubang dan berdebu tidak menyurutkan niat kami untuk menuju tempat yang menyimpan segudang ilmu mencintai alam, adat dan budaya. Tapi untuk kali ini, kau mau mengangkat sedikit cerita tentang hutan yang di lindungi dengan aturan adatnya namun tetap lestari hingga saat ini. Setelah sampai dirumah salah satu warga tepatnya rumah Pakde Joko Surahmad, beliau itu ketua kelompok Tani Berkah Bersama sekaligus mendapat amanah dari aparat desa dan Ninik Mamak sebagai penjaga hutan. Di Rumah pak Joko inilah kami beristirahat sambil menunggu kedatangan Bg Jordi yang nyusul sendirian dari Pekanbaru. Dan akhirnya yang ditunggu datang, kami kembali melanjutan perjalan kedalam hutan. Tidak  butuh waktu lama untuk sampai ke lokasi camping, hanya berjalan sekitar 20 menit saja, kami sudah sampai. Ya, kalau tadinya tidak pakai nyasar dulu mungkin cuma 10 menit udah nyampai. Segera kami mendirikan tenda, nyari kayu bakar, dan masak karena hari juga udah mulai gelap, dan terlihat seperti bakalan hujan. Dan benar aja, ga lama hujan turun lumayan deras mengguyur tenda kami. Tapi semua itu sangat kami nikmati. Setelah hujan berhenti, kami melanjutkan aktivitas bakar membakar. Ada yang bakar kayu, ada yang bakar ayam. Ada juga yang bakar hati disana, maksudnya hati ayam. Malam itu kami lewati dengan suasana asik sekali tidak bakal terlupakan deh. Kebersamaan terasa banget ketika bang Ryan Ucok  bernyanyi dengan khas logat bataknya di iringi suara gitar sumbang yang di mainkan bang Bayu Ijonk kami semua larut dalam suasana canda dan gelak tawa. Saking kocaknya bang Ryan Ucok mengarang lagu karena udah kebingungan mau nyanyi apa lagi sampai akhirnya Pakde Joko dan Pak Herman datang ketenda tempat kami nge camp. Sambil makan ayam bakar ala Chef Ryan dan kopi hitam buatan saya kami bersama Pakde joko dan pak Herman bercerita, bertukar pengetahuan, dan berbicara tentang apa yang akan dilakukan kedepannya untuk hutan ini.

Pakde Joko Surahmad di bawah pohon besar

Pic: Khamid
Ya, hutan adat Desa Petapahan yang diberi nama Imbo Putui atau Rimba Putus. Hutan yang seluas kurang lebih 270 hektar ini sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat. Seperti adanya kelompok tani dan berbagai organisasi atau lembaga yang dibentuk untuk ikut menjaga kelestarian hutan. Hutan ini berbatasan langsung dengan perkebunan sawit milik perusahaan. Menurut sejarah dan cerita masyarakat hutan Imbo putui memiliki dua versi cerita yang pertama, hutan ini dulu di jadikan tempat orang  yang menuntut ilmu kesaktian (bertapa) sebelum putus ilmu dia tidak akan keluar hutan. Cerita yang ke dua hutan ini dulunya terputus-putus begitulah cerita bang Said Faizan seorang pemuda setempat keturunan bangsawan kerajaan petapahan yang lebih akrab di panggil bang Bren. Banyak yang tersembunyi dihutan ini, Flora dan faunanyapun beragam. Seperti halnya masih ada harimau, beruang, tapir ( cipan, begitu warga setempat menyebutnya ) dan burung enggang ( paruh kuning dan hitam ). Begitu juga dengan tumbuhannya. Menurut data yang ada, sekitar kurang lebih 60 jenis pepohonan hidup dihutan ini, dan sudah terdeteksi jenisnya ada 57. Seperti pohon kempas, pohon kelat, pohon sondu, pasak bumi, pohonn ara, pohon kulim, pohon meranti dan pohon meranti merah yang bisa mencapai diameter 3-10 meter. Bayangin kalau pohon itu dipeluk, berapa orang yang harus berkumpul untuk bisa memeluk pohonnya. Perburuan dan penebangan liar disini juga sangat dilarang oleh masyarakat desa guna menjaga kelangsungan hidup flora dan fauna yang tumbuh didalamnya. Seperti adanya perdes dan hukum adat yang berlaku. Contohnya jika ada yang ketahuan menebang pohon berukuran diameter 20cm ke atas, akan diberi sanksi berupa semen yang diharus dibeli sebanyak 50 sak. Wow.., kebayang donk itu berapa banyak duitnya dan masih ga sebanding dengan pohon yang kaya manfaat. Namun bukan berarti penebangan pohon ini selalu dilarang, dengan adanya izin dari pemerintahan setempat atau ninik mamak yang ada, penebangan bisa dilakukan dengan tujuan yang jelas. Misalnya untuk pembangunan fasilitas desa yang sifatnya untuk kebersamaan, atau membangun rumah masyarakat yang kurang mampu tetapi dalam jumlah yang terbatas. Dalam hal ini mereka wajib melakukan TEBANG TANAM.
Kegiatan Menanam Pohon Oleh Punggawa ADCOM
Pic: Khamidi
Kami melanjutkan perjalanan menuju sisi lain dari Hutan Imbo Putui ini. Ditemani dari beberapa aparat desa, kami mengungkap harta yang tesembunyi didalam Hutan Adat Imbo Putui ini. Terdengar suara kicauan burung dan suara binatang kecil lainnya menyambut kami. Pohon-pohon besar tinggi menjulang menyegarkan mata dan telinga dari kebisingan dan kepadatan kota yang aku hadapi setiap hari. Sambil menenteng bibit pohon buah-buahan yang akan ditanam, mataku sangat liar memandang kiri dan kanan, atas dan bawah untuk menemukan apa yang tidak aku temukan dikota. Sampai akhirnya mataku tertarik pada 1 pohon yang sangat besar.  Ternyata ini adalah 2 pohon yang tergabung menjadi 1. 2 pohon ini merupakan pohon ara dan kempas. Yang kalau kita ga teliti ngeliatnya itu seperti 1 pohon saja. Menuju sisi kanan Hutan Imbo Putui. Mata ini terus mencari sesuatu yang terlihat aneh dan lucu, sampai pada akhirnya menemukan lagi harta yang tersembunyi. Sarang lebah Trigona, atau masyarakat setempat menyebutnya dengan lebah galo-galo , dalam bahasa jawa lanceng  dan dalam bahasa latin lebah Trigona, ini merupakan pengahasil madu terbaik  yang harganya mmm mahal sekali. Propolis, itulah nama madu yang dihasilkan lebah ini. Harga perkilonya bisa mencapai 1 hingga 2 juta rupiah. Dengan kualitas yang sangat bagus, sebanding dengan harga yang ada dipasaran. Menurut sumber yang kami peroleh, ini merupakan salah satu penghasil hutan bukan kayu yang di kembangbiakkan oleh masyarakat lokal. Saat ini yang sedang dijadikan contoh adalah lebah apesserana. Ada 10 kotak contoh yang sudah pernah panen. Harga madu yang dihasilkan perkilonya sekitar 100 hingga 200 ribu rupiah, dan dalam 1 kotak bisa menghasilkan 1 sampai 2 kilogram.


 Kotak Madu Serena siap di panen
Pic: Khamidi
Punggawa ADCOM memperlihatkan Malam Madu Serena
Pic: Khamidi

Lanjut kesisi kiri hutan, lagi lagi aku menemukan sesuatu. Kotak-kotak lebah yang diceritain tadi kami temukan. Tapi sayang, kotak itu kosong. Dan isi oleh kecoa hutan atau bahasa minangnya kapuyuak. Sedikit kaget waktu aku buka kotak itu. Kami Lanjut berjalan menyusuri hutan, Aku menemukan berbagai jenis jamur yang tumbuh dibatang kayu, ulat, dan beragam warna-warni kupu-kupu yang terbang. Ketika aku mengadahkan kepala ke atas, aku berputar merentangkan tangan dan mataku melihat seekor burung elang terbang melewatiku dengan gagah. Aku merasa seperti di film Petualangan Sherina hahaha. Ku hampiri pohon besar dengan akar yang bergantung. Terlihat seperti pohon beringin tapi bukan pohon beringin. Akarnya menggoda untuk bermain. Aku mencoba memanjat pohon itu dengan memegang kuat akarnya. Tapi tanganku ga kuat, akhirnya aku turun lagi.
Pohon Besar terdapat di Hutan Adat Imbo Putui
Pic: Khamidi

Setelah lelah berjalan di hutan, kami semua memutuskan untuk istirahat dan makan siang. Tentunya masih didalam hutan. Nasinya memang hanya nasi bungkus, tapi kebersamaan dan lingkungannya membuat semuanya jadi istimewa. Karena mahal itu ga harus dengan sesuatu yang mewah, tapi kebersamaan itu yang membuat suatu pertemuan menjadi berharga. Kami bercanda, tertawa bersama tua dan muda menjadi satu, tidak terlihat perbedaan, karena kita semua sama. Setelah makan kami lanjutkan perjalanan menuju perkampungan yang banyak tersimpan situs sejarah peradaban kerajaan tua petapahan, tidak lama kami bermain di perkampungan, kami semua memutuskan untuk kembali ke Pekanbaru. Penasaran dengan apa yang ada di perkampungan Desa Petapahan ?. Teman-teman bisa langsung aja datang kesana. Disana banyak hal yang bisa kita ketahui dan pelajari. Karena belajar tidak hanya disekolah dan di universitas saja. Tetapi ketika kita mencoba keluar rumah, kita akan belajar apa yang akan kita hadapi. Begitu pula tentang perjalanan. Apapun yang kita temukan diluar itu merupakan suatu pelajaran baru. Alam semesta menyediakan mata pelajaran yang lengkap, tinggal bagaimana cara kita untuk mengerti dan memahami. Saling menghargai antar makhluk hidup, mengerti memperlakukan ciptaan Tuhan, maka kita juga akan megerti bagaimana cara kita menghargai hidup.(Tya)

Penulis:

Punggawa ADCOM Tya

Rabu, 13 Januari 2016

Yuk ngeProduktifin Waktu Kamu



ADCOM | Kali ini ADCOM tidak membahas tentang ngetrap-ngetrip tapi akan ngocol bebas bagaimana membuat kamu bisa produktif di waktu senggang mu, penulis akan membahas apa yang terjadi pada diri penulis sehingga dengan berani-beraninya menulis artikel ini, agar bisa menjadi barcot pembaca, 

kita mulai dari sini!

Kamu punya bakat Design tapi cuman jadi koleksi pribadi
bukan pamer Boii tapi ini salah satu cara agar penulis produktif, dengan cara terus mengulik ide-ide liar mu untuk di tuangkan dalam sebuah Design,  kamu bisanya di media apa, digital apa manual.. pokoknya hajar saja boss.... selain kamu terus mengasah keahlian Design mu kamu akan mempunyai portofolio mahakarya mu. dan ini yang penulis rasakan, portofolio penulis berguna untuk melamar pekerjaan yang sedikit bonafit, penulis  di terima sebagai Designer Fulltime di Hotel Labersa dan mereka percaya bahwa penulis bisa memegang posisi tersebut hanya dengan melihat mahakarya penulis..hihihih, dan walaupun akhirnya posisi tersebut penulis lepas akibat pekerjaan lama tidak merelakan penulis pindah kerja ..muaaacchhhh dehhh

Jangan JAIM  ketika kamu melakukan hal Out Of Box
ngertikan maksudnya apa, kamu terkadang gengsian ketika disuruh benerin listrik rumah, benerin komputer,benerin setrika ortu mu, penulis bisa di katakan agak lasak tangan kalo ada benda-benda selepe rusak di rumah, pengen di jajah aja, dari situlah kamu bisa belajar sesuatu hal yang sepele dan tentunya itu sangat berguna, kamu menjadi multi fungsi bukan malfungsi hehehhehe.

Menulislah kamu, entar kamu akan terbantu
hahahahha itu Quote apaan ya, pokoknya penulis menyarankan kamu-kamu yang sedang kuliah dan malas menulis ketika waktu senggang, kamu akan keteteran ketika skripsi.. percayalah, penulis sudah merasakannya, ketika waktu penyusunan Tahap proposal hal ini terasa sekali manfaatnya, penulis dengan lancar menata kata-kata untuk di tuangkan di dalam sebuah buku,

Pic: Freepic
jadi kamu-kamu yang merasa punya waktu tak produktif, coba lahh lakuin hal-hal yang berguna, karna hal yang remeh temeh itu akan membuat kamu tersadar nantinya.

karna sudah sore, dan penulis cuman menghabiskan waktu sebelum pulang kerja dari kantor, penulis cukupkan tulisan ini oke Boii...ngabisisn waktu... #Maxgheto
Diberdayakan oleh Blogger.